Santapan Rohani – 2008-10-13

ERASMUS
Baca: Mazmur 119:17-24</strong
——————————————————————————————–
Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku. —Yeremia 15:16——————————————————————————————–

Bacaan Untuk Setahun: Yeremia 31—33, Amsal 5:15-23

Selama berabad-abad, banyak orang Kristen tidak diperbolehkan membaca firman Allah dalam bahasa mereka sendiri. Sebaliknya, mereka dianjurkan untuk menghadiri kebaktian-kebaktian dalam bahasa Latin yang hanya dapat dimengerti oleh sedikit orang.
Kemudian, pada tahun 1516, Erasmus, seorang ahli Belanda, menyusun dan menerbitkan Perjanjian Baru yang pertama dalam bahasa aslinya, bahasa Yunani. Hasil karya yang penting ini nantinya menjadi dasar bagi diterbitkannya Alkitab berbahasa Jerman karya Luther, Alkitab berbahasa Inggris karya Tyndale, dan Versi King James. Terjemahan-terjemahan ini membuat Alkitab dapat dimengerti oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Erasmus mungkin tidak mengetahui pengaruh dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang disusunnya, tetapi ia mempunyai semangat tinggi untuk menyampaikan pesan firman itu kepada orang awam dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam kata pengantarnya, Erasmus menulis: “Saya ingin menerjemahkan [Injil dan surat-surat dari para Rasul] ke dalam semua bahasa . . . . Saya rindu mendengar anak petani menyanyikan firman itu untuk dirinya sendiri sementara dia membajak [dan] penenun menyenandungkannya mengikuti irama alat tenunnya.”

Nabi Yeremia merefleksikan semangat yang sama terhadap firman Allah: “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku” (15:16).

Memiliki Alkitab dalam bahasa kita sendiri memungkinkan kita mengalami sukacita sebagai hasil merenungkannya setiap hari. —HDF

Lebih berharga dari emas firman Tuhan itu bagiku,
Lebih indah dari permata yang berasal dari dasar lautan;
Karena di dalam firman Tuhan aku mendapat kesenangan,
Dan menjadi sukacitaku tiap hari dan tiap malam. —Fitzhugh

Cara terbaik untuk menggali harta kebenaran dalam firman Allah adalah dengan merenungkannya.